Ketika digigit ular kebanyakan orang
selalu panik dan dicekam rasa takut. Sebenarnya, tidak perlu demikian,
asal mengetahui ciri ular dan cara penanganannya..
Perlu diketahui ular yang berbisa tinggi dan mematikan memiliki tipe gigi
Proteroglypha dan
Solenoglypha.
Jika manusia tergigit kelompok ular ini, prinsipnya adalah segera
mengeluarkan bisa keluar dari tubuh, hambat laju racun ke jantung
serta secepat mungkin mendapatkan pertolongan pertama yang tepat dan
benar.
Jika tidak tertolong dan salah penanganan akan berakibat cukup fatal
yaitu kematian. Jika tertolong, biasanya akan meninggalkan cacat atau
bekas pada gigitan. Sebenarnya, jumlah dan jenis ular berbisa tinggi
lebih sedikit dibanding kelompok yang lain, kecuali semua jenis ular
laut yang berbisa tinggi dan sangat mematikan.
Nah, dari hasil perbincangan
TNOL dengan komunitas Sioux,
sebaiknya tips ini perlu diketahui untuk membedakan ciri ular berbisa
dan tidak. Dan, seperti apa penanganan awal yang dapat dilakukan di
lokasi kejadian, jika sewaktu-waktu hal ini menimpa Anda.
Perbedaan ular berbisa tinggi dan rendah
Jika
kita mengamati dengan teliti, ada beberapa hal yang dapat membedakan
ular yang berbisa tinggi dan berbisa rendah. Namun, beberapa ciri
berikut masih belum secara tepat menunjukkan tingkatan bisa ular,
sehingga perlu pengamatan dan penelitian lebih lanjut.
Ular berbisa rendah
- Gerakannya cepat, takut pada musuh, agresif
- Beraktifitas pada siang hari (diurnal)
- Membunuh mangsanya dengan membelit
- Bentuk kepalanya bulat telur (oval)
- Tidak memiliki taring bisa
- Gigitannya tidak mematikan
- Setelah menggigit langsung lari
Ular berbisa tinggi
- Gerakannya lambat, tenang, penuh percaya diri
- Beraktifitas pada malam hari (nocturnal)
- Membunuh mangsanya dengan menyuntikkan bisa
- Bentuk kepalanya cenderung segitiga sempurna
- Memiliki taring bisa, racun mematikan
- Kanibal
- Setelah menggigit, masih tinggal ditempat
Pengecualian
Berikut ini yang tidak sesuai dengan ketentuan
- berbisa tinggi, tetapi kepalanya oval (bulat telur), agresif, keluar siang, malam :
1. Ular King Kobra - Ophiophagus hannah
2. Ular Kobra Naja naja sputratix
- berbisa tinggi, tetapi kepala oval, gerakan tenang
3. Ular weling - Bungarus candidus
4. Ular welang - Bungarus fasciatus
5. Ular picung/pudak seruni
6. Semua jenis ular laut
- tidak berbisa, keluar malam hari, gerakan lamban
7. Semua jenis ular phyton dan ular boa
8. Ular Pelangi - Xenopeltis unicolor
Penanganan Pertama Gigitan Ular
Orang
menganggap semua ular berbahaya, dan bila bertemu akan berusaha
membunuhnya. Sebenarnya tidak seperti itu. Terlebih jika tergigit
ular, biasanya melakukan penanganan gigitan yang berlebihan. Akibatnya,
cukup fatal serta merugikan manusia sendiri. Demikian pula, jika
penanganan efek gigitan ular berbisa tinggi dilakukan dengan lambat dan
salah, maka dapat menyebabkan dampak yang fatal bagi korban.
Efek gigitan racun ular ke tubuh manusia selain ditentukan oleh kadar
bisa/racun itu sendiri juga dipengaruhi dari daya tahan tubuh manusia
yang digigit. Semakin baik “pertahanan” alami atau antibody yang
dimiliki, dan semakin sehat metabolisme tubuh manusia, efek gigitan akan
berkurang rasanya. Jika, dibandingkan dengan korban yang memiliki
imunitas redah atau sedang dalam kondisi tidak fit karena capek atau
sakit